Prelude -Entrance of Musicland-
Alice : Hatsune Miku
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO
O-hanashi o shiyou mukashi-banashi yori
Motto motto suteki na otogi-banashi
Futo me o akeru to masshiro na usagi
Ooawate de kaketeku ato o ou no
Busy Rabbit
Alice : Hatsune Miku
White Rabbit : Kagamine Len
Chorus : Megurine Luka, KAITO, MEIKO
Chikutaku chikutaku isoide ikanakya ai ni awanai!
Aa chikutaku chikutaku gikushaku suru no wa mou iya da
Sora chikutaku chikutaku jikan wa dondon hetteyuku
Mou to-ni-kaku boku ni wa jikan ga nai
Nee sonna ni awatete ittan zentai doushita no?
Dokoka no dareka to itsu daga dokoka de machiawase?
Sou! Kanojo wa chikutaku tottemo jikan ni shibia da yo
"Sonna ni?" "Sou sa!"
Datte kanojo wa joou-sama
Kakukaku shikajika chikutaku dou ni mo jikan ga nai kara
Hanashi ga aru nara mata no kikai ni shite okure
Sore nara hitotsu dake oshiete naze sonna toki demo
Youki ni uta o utau no?
Sore wa Myuujikkurando! Myuujikkurando?
Sou sa Myuujikkurando Wandaarando!
Koko ga Myuujikkurando dakara sa!
Jaa o-saki ni shitsurei mata au hi made baibai sayonara!
Mattee!
Aa nante fushigi na sekai nano deshou
Kono saki wa nani ga matteru kashira
Happy Singer
Alice : Hatsune Miku
Strange Singer : KAITO
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka
O-jousan e?
O-jousan watashi?
"Sou o-jousan" "Naani?"
"Kimi wa dare?" "Watashi no namae wa..."
"Kimi wa namae nano?"
Sou iu anata wa dare nano?
Who am I? Toikakete miyou
Naze?
Who am I? Wakaranainda
Who are you? Nee oshiete yo
Who am I? Aimai sa
Tada wakatteru no wa utatteru boku wa
Saikou ni happii tte koto
You love music uta o utaeba
Sukoshi-zutsu miete kuru
Boku ga ikiru imi wa kitto koko ni aru
"Datte sou boku wa" "Sou ne kitto watashi mo"
Saikou no SINGER nano sa!
Crazy Tea Time
Alice : Hatsune Miku
Mad Hatter : Kagamine Rin
Chorus : Kagamine Len, Megurine Luka, MEIKO
Kono fuugawari na rizumu wa doko kara kikoete kuru no kashira?
Sorya watashi da yo watashin koto daro? Saa koshikaketara hajimeru zo
Ocha wa ikaga? Ocha wa ikaga?
Tanoshiku nomeba sekai mo odoru
Ocha wa ikaga? Saa ocha o douzo
Aa nante hen na fureibaa
Fudan no aji ni narechimattara
Subete ga taikutsu ni nacchimau mono sa
Arikitari no mono ja tsumaranai
Sore o shitta yatsu wa minna ikarechimau no sa
Ocha wa ikaga? Hora ocha wa ikaga?
Ki o teraitakerya ikarechimae
Ocha wa ikaga? Saa ocha o douzo
Aa ikarerya tanoshii tii taimu!
Invisible Cat
Alice : Hatsune Miku
Cheshire Cat : Megurine Luka
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, KAITO
Mayoikonda mori no naka watashi o izanau koe ga
Fukai kiri ni kodama suru watashi no michi wa docchi
Acchi socchi sore tomo kocchi?
Yuujuufudan na o-jousan
Dakedo sore wa watashi mo onnaji
Acchi mo socchi mo aruku michi
Aa yorokobi ya kanashimi ya itoshisa made
Uta ni shitai mono zenbu nurikasanete ittara
Saisho ni motometeita mono ga nanika wakaranaku natte
Saigo ni nokosareta mono wa
Toumei na etai no shirenai ongaku to mukosei no zangai
Sore o geijutsu to yoberu no ka dare ni mo wakaranai
Atama no naka wa gochagocha demo toumei nano mo warukunai
Dakedo kimeta watashi wa kimeta watashi no michi
Empress -> Finale
Alice : Hatsune Miku
Empress : MEIKO
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO
Kou ka fukou ka kanojo ga eranda
Michi wa joou e tsudzuku michi
Jouheika no onari!
Watashi ga joou-sama sa nanika monku aru no?
Watashi ga utaeba daremo ga kugidzuke
Subete o fukujuu saseru oora
"Anata ga joou-sama" "Sou sa oboete ooki"
"Utsukushii utagoe" "Atarimae janai?"
Ookesutora saa hajimemashou
Watashi no myuujikku
Piano! Wuddo beesu! Doramusu! Burasu sekushon
Minna iu-koto o-kiki watashi no tame ni kanadenasai
Subete watashi no mono yo watashi wa joou-sama dakara sa!
Chotto matte kore wa minna de kanaderu myuujikku
Henteko demo matomaranakute mo
Ooawaste na toki demo happii o kanjiteru no sa
Juunintoiro dakedo omonareba haamonii ni naru
Riyuu wa tanjun sa datte WE LOVE MUSIC!!
Finale
Vocal : Hatsune Miku, Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO
O-hanashi o shiyou mukashi-banashi yori
Motto motto suteki na otogi-banashi
Sore wa arifureta mahou no firosofii
Minna no haato ni kakureta Myuujikkurando
Curtain Call
Vocal : Hatsune Miku, Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO
Alice in Musicland
How do you get to Musicland?
Over the hill or underland?
Or just behind the tree?
When clouds go rolling by
They roll away and leave the sky
Where is the land beyond the eye
that people cannot see?
Where do stars go?
Where is the silver crescent moon?
They must be somewhere
in the sunny afternoon
Alice in Musicland
Where is the path to Musicland?
Over the hill or here or there?
I really wonder where
Now we know the answer
When we're enjoying music
Always we're in Musicland!
Jumat, 29 November 2013
Just Info : Ikebana
Yo, Minna-san! :D Gomen ne, Kitsune baru bisa muncul hari ini T,T Semenjak masa vakum buat persiapan jambore nasionalisme dulu sebenarnya sudah niat kalau mau lanjut lagi, tapi ternyata malah keterusan sampai sekarang xD Well, kalau begitu langsung saja ke topik kita hari ini : Ikebana! :)
Minna-san sudah tahu ikebana, kan? Pastinya sudah, dong. Ikebana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Asal-usul
Ikebana (いけばな) adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di
Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di
Jepang di abad ke-6. Ada penelitian yang mengatakan Ikebana berasal
dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman
yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno,
manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman
dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang
langsung mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah
dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan
kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang
melihat "keanehan" yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian
tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga.
Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah
berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa
dikendalikan oleh manusia.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya di musim dingin.
Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Dalam ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji, Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar (bō) di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru ikebana yang dimulainya disebut aliran Ikenobō.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu. Di pertengahan zaman Edo pula hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement. Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Bagaimana? Apakah Minna-san tertarik dengan seni ini? :) Seni itu memang indah, dan dunia akan hampa jika tak ada seni :D *sok puitis* *dijitak* Sampai jumpa di postingan berikutnya! :D
Minna-san sudah tahu ikebana, kan? Pastinya sudah, dong. Ikebana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya di musim dingin.
Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Dalam ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji, Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar (bō) di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru ikebana yang dimulainya disebut aliran Ikenobō.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu. Di pertengahan zaman Edo pula hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement. Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Bagaimana? Apakah Minna-san tertarik dengan seni ini? :) Seni itu memang indah, dan dunia akan hampa jika tak ada seni :D *sok puitis* *dijitak* Sampai jumpa di postingan berikutnya! :D
Langganan:
Postingan
(
Atom
)