Selasa, 24 Desember 2013

Just Info : Hanami

Konnichiwa, Minna-san! :D Akhirnya libur semester I datang juga \(^0^)/ Tapi tetep aja tugasnya banyak >,< Maklum, kelas 9 harus persiapan untuk ujian nanti :) Yah, walaupun Kitsune waktu liburan cuma baca manga sama nonton anime xD *digampar Kagami*
Yosh! Kali ini Kitsune mau bahas tentang Hanami :) Walaupun sudah bukan musimnya, sih. Tapi untuk tambah pengetahuan saja tidak masalah, kan? ;)




     Hanami (花見, melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura atau bunga plum. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura.

     Pohon sakura mekar di Jepang dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.

     Di dalam dunia modern sekarang ini, Hanami juga dapat berarti mengadakan pesta dibawah pohon pada siang atau malam hari. Hanami juga dapat berarti jalan-jalan di bawah pepohonan. Hanami yang diadakan pada malam hari juga disebut dengan yozakura (夜桜) atau sakura malam.

     Sebuah bentuk kuno dari Hanami juga masih ada di Jepang, yaitu Umemi. Umemi mirip dengan Hanami, hanya saja yang dinikmati disini adalah bunga plum atau ume. Pada Umemi biasanya dihadiri oleh orang-orang berusia tua, karena Umemi tidak seramai Hanami yang banyak dihadiri oleh orang muda dan lebih meriah.

     Hanami sudah ada di Jepang berabad-abad lamanya. Tradisini sudah ada sejak periode Nara (710-794), dan ketika itu bunga plum atau ume yang dinikmati. Keika periode Heian (794-1185), bunga sakura menjadi  lebih menarik untuk dinikmati dan sejak saat  itu Hanami identik dengan bunga sakura.

     Bunga sakura awalnya digunakan untuk menandakan hari panen tahunan dan menandakan musim tanam padi. Orang Jepang ketika itu percaya pada roh suci yang di dalam pohon sakura dan membuat persembahan. Kemudian orang Jepang akan minum sake untuk merayakannya. Kerajaan Saga pada periode Heian, mengadopsi kepercayaan kuno ini, sehingga mereka mengadakan Hanami sambil minum sake dan mengadakan pesta di bawah pohon sakura. Kemudian puisi akan ditulis untuk menggambarkan keindahan bunga sakura. Siklus bunga sakura dianggap sebagai cerminan hidup manusia, dimana dilihat indah dan bercahaya namun hanya sekilas/ singkat. 

     Hanami pada awalnya terbatas hanya untuk kalangan orang elit kerajaan tetapi kemudian menyebar ke kalangan samurai. Pada jaman Edo, warga Jepang biasa dapat mengikuti Hanami. Tokugawa Yoshimune kemudian menanam banyak pohon sakura untuk mendukung kebiasaan Hanami ini.

     Orang Jepang terus mengadakan tradisi Hanami hingga saat ini. Banyak orang berkumpul ditaman dimanapun pohon sakura dapat ditemukan. Mereka mengadakan pesta yang meriah dibawah pohon. Bahkan pesta ini dapat terus berlangsung hingga malam hari. Lebih dari setengah wilayah Jepang, waktu mekarnya bunga sakura datang tepat ketika waktu masuk sekolah dan mulai kerja setelah musim libur. Sehingga Hanami dijadikan sebagai pesta untuk menyambut hari yang baru.

     Dalam Hanami, orang Jepang merayakannya dengan makan dan minum, mendengarkan lagu, dan juga sambil bermain. Makanan-makanan khusus juga disediakan untuk perayaan Hanami ini seperti dango, bento, dan sake. Warga Jepang biasanya menaruh tikar biru dibawah pohon Sakura untuk memesan tempat untuk mereka sehingga tidak berebut dengan warga lainnya. Biasanya mereka sudah datang 12 jam sebelum acara dimulai. Kadang-kadang karyawan baru disebuah perusahaan diberikan tugas oleh atasannya untuk misi penting ini. Warga Jepang melepas alas kaki sebelum menginjak tikar biru ini.

     Di Jepang terdapat beberapa tempat yang menjadi tempat terbaik untuk menikmati hanami, salah satunya Tokyo. Berikut adalah tempat-tempat tersebut :

1. Shinjuku Gyouen
      Shinjuku Gyoen (144 hektar) adalah sebuah taman yang besar dekat Shinjuku. Taman ini memiliki 1.500 pohon sakura. Taman ini cukup besar untuk dapat menemukan tempat/ spot yang sepi. Taman ini juga sangat ideal untuk mengadakan Hanami dengan skala besar. Taman ini juga memliki banyak jenis bunga Sakura yang indah.






2. Sungai Meguro

    Terdapat kurang lebih 800 pohon sakura berjajar di pinggir sungai Meguro. Pohon-pohon ini terlihat begitu indah pada malam hari karena dihiasi oleh penerangan yang romantis. Tetapi didaerah ini tidak banyak terdapat tempat untuk mengadakan pesta. Tempat ini cocok untuk jalan-jalan. Terdapat juga beberapa toko, cafe dan juga restoran di daerah ini.






3. Chidorigafuchi

     Tempat ini terletak di parit sungai Istana Edo sekitar taman Kitanomaru. Kalian boleh menyewa perahu kecil untuk menikmati indahnya pohon sakura. Pada malam hari tempat ini juga diterangi oleh lampu-lampu yang indah.






4. Taman Menara Bukit Roppongi


     Terdapat 75 pohon sakura muda di lereng belakang taman Roppongi. Sangat romantis pada malam hari. Populer dikalangan pasangan kekasih. 






 

5. Taman Botanis Koishikawa

      Tempat yang cukup sepi untuk menikmati beberapa jenis pohon sakura. Tempat ini tidak buka pada malam hari. 










6. Taman Timur Istana Kerajaan

     Taman ini terletak di timur istana kerajaan di Tokyo. Tempat ini terbuka untuk umum.













7. Taman Ueno

     Taman Ueno (133 hektar) adalah tempat yang pas jika kalian mau melihat pesta Hanami dalam skala besar. Biasanya tempat ini sangat ramai sekali. Taman ini memiliki sekitar 1000 pohon sakura ditambah dengan kolam Shinobazu yang sangat indah. Pohon Sakura di taman ini termasuk yang lebih dahulu mekar di Tokyo.




8. Taman Yoyogi

     Taman Yoyogi (134 hektar) adalah sebuah taman yang besar yang memiliki sekitar 600 pohon Sakura. Tempat ini merupakan tempat favorit bagi anak-anak muda sekitar daerah Harajuku dan Shibuya.







 

9. Taman Koganei
      Taman kedua terbesar di Tokyo (196 hektar) dengan 2000 pohon sakura di area taman.














10. Ark Hills Sakura

      Sebuah jalan dengan panjang 700 meter yang dihiasi oleh pohon Sakura. Jalan ini terletak di belakang komplek perkantoran Ark Hills. Tempat yang bagus untuk jalan-jalan ketika musim Hanami.
















11. Pemakaman Aoyama

     Di tempat ini memiliki beberapa ratus pohon Sakura yang menghiasi di pinggir jalan. Para pekerja kantor menikmati waktu makan siang disini dan juga mengadakan pesta pada malam hari.














12. Jalan Kitazawagawa di Setagaya

     Jalan sejauh 4,2 km ini dihiasi oleh bunga sakura yang indah di pinggir jalan. Setagaya adalah komplek perumahan elit di kota Tokyo. Kalian akan menemukan pesta Hanami kecil-kecilan di daerah ini.








13. Kuil Yasukuni
     Kuil ini memiliki sekitar 600 pohon Sakura. Kuil ini megadakan festival Sakura yang dihadiri oleh 200 pegulat Sumo.











14. Taman Shiba

     Sebuah taman kecil di dekat menara Tokyo yang memiliki sekitar 70 pohon Sakura. Sebuah taman kecil yang ramai dikunjungi orang pada saat Hanami.











15. Taman Inokashira

     Sebuah taman besar (95 hektar) dengan 1000 pohon sakura. Taman ini banyak dikunjungi oleh  mahasiswaa-mahasiswa. Juga popular bagi pasangan kekasih untuk menikmati pemandangan dari kolam dengan menggunakan perahu angsa.






16. Taman Omiya Koen di Saitama

     Taman ini terletak di Saitama (30 menit dari Tokyo) memiliki 1.200 pohon sakura.











17. Taman Sumida
     Sebuah taman kecil dekat sungai Sumida. Sekitar 1.000 pohon sakura menghiasi pinggiran sungai. Taman ini terletak dekat Tokyo Sky Tree.










Waaah, kirei na! ^_^ Kitsune jadi pengen ke Jepang, nih :3 *digampar* Yosh, kalau begitu kita sampai di sini dulu, nee? :) Jaa nee! (^-^)/

Jumat, 29 November 2013

Lyric : Vocaloid - Alice in Musicland

Prelude -Entrance of Musicland- 

Alice : Hatsune Miku
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO

O-hanashi o shiyou mukashi-banashi yori
Motto motto suteki na otogi-banashi
 

Futo me o akeru to masshiro na usagi
Ooawate de kaketeku ato o ou no

 
Busy Rabbit
 

Alice : Hatsune Miku
White Rabbit : Kagamine Len
Chorus : Megurine Luka, KAITO, MEIKO

Chikutaku chikutaku isoide ikanakya ai ni awanai!
Aa chikutaku chikutaku gikushaku suru no wa mou iya da
Sora chikutaku chikutaku jikan wa dondon hetteyuku
Mou to-ni-kaku boku ni wa jikan ga nai
 

Nee sonna ni awatete ittan zentai doushita no?
Dokoka no dareka to itsu daga dokoka de machiawase?
Sou! Kanojo wa chikutaku tottemo jikan ni shibia da yo
 

"Sonna ni?" "Sou sa!"
 

Datte kanojo wa joou-sama
 

Kakukaku shikajika chikutaku dou ni mo jikan ga nai kara
Hanashi ga aru nara mata no kikai ni shite okure
 

Sore nara hitotsu dake oshiete naze sonna toki demo
Youki ni uta o utau no?
 

Sore wa Myuujikkurando! Myuujikkurando?
Sou sa Myuujikkurando Wandaarando!
Koko ga Myuujikkurando dakara sa!
 

Jaa o-saki ni shitsurei mata au hi made baibai sayonara!
 

Mattee!
 

Aa nante fushigi na sekai nano deshou
Kono saki wa nani ga matteru kashira

 
Happy Singer
 

Alice : Hatsune Miku
Strange Singer : KAITO
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka

O-jousan e?
O-jousan watashi?
"Sou o-jousan" "Naani?"
"Kimi wa dare?" "Watashi no namae wa..."
"Kimi wa namae nano?"
 

Sou iu anata wa dare nano?
 

Who am I? Toikakete miyou
Naze?
Who am I? Wakaranainda
 

Who are you? Nee oshiete yo
Who am I? Aimai sa
 

Tada wakatteru no wa utatteru boku wa
Saikou ni happii tte koto
 

You love music uta o utaeba
Sukoshi-zutsu miete kuru
 

Boku ga ikiru imi wa kitto koko ni aru
"Datte sou boku wa" "Sou ne kitto watashi mo"
Saikou no SINGER nano sa!

 
Crazy Tea Time
 

Alice : Hatsune Miku
Mad Hatter : Kagamine Rin
Chorus : Kagamine Len, Megurine Luka, MEIKO

Kono fuugawari na rizumu wa doko kara kikoete kuru no kashira?
Sorya watashi da yo watashin koto daro? Saa koshikaketara hajimeru zo
 

Ocha wa ikaga? Ocha wa ikaga?
Tanoshiku nomeba sekai mo odoru
Ocha wa ikaga? Saa ocha o douzo
Aa nante hen na fureibaa
 

Fudan no aji ni narechimattara
Subete ga taikutsu ni nacchimau mono sa
 

Arikitari no mono ja tsumaranai
Sore o shitta yatsu wa minna ikarechimau no sa
 

Ocha wa ikaga? Hora ocha wa ikaga?
Ki o teraitakerya ikarechimae
Ocha wa ikaga? Saa ocha o douzo
 

Aa ikarerya tanoshii tii taimu!
 
Invisible Cat

Alice : Hatsune Miku
Cheshire Cat : Megurine Luka
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, KAITO

Mayoikonda mori no naka watashi o izanau koe ga
Fukai kiri ni kodama suru watashi no michi wa docchi
 

Acchi socchi sore tomo kocchi?
Yuujuufudan na o-jousan
 

Dakedo sore wa watashi mo onnaji
Acchi mo socchi mo aruku michi
 

Aa yorokobi ya kanashimi ya itoshisa made
Uta ni shitai mono zenbu nurikasanete ittara
 

Saisho ni motometeita mono ga nanika wakaranaku natte
Saigo ni nokosareta mono wa
 

Toumei na etai no shirenai ongaku to mukosei no zangai
Sore o geijutsu to yoberu no ka dare ni mo wakaranai
 

Atama no naka wa gochagocha demo toumei nano mo warukunai
Dakedo kimeta watashi wa kimeta watashi no michi

 
Empress -> Finale
 

Alice : Hatsune Miku
Empress : MEIKO
Chorus : Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO

Kou ka fukou ka kanojo ga eranda
Michi wa joou e tsudzuku michi
 

Jouheika no onari!
 

Watashi ga joou-sama sa nanika monku aru no?
Watashi ga utaeba daremo ga kugidzuke
Subete o fukujuu saseru oora
 

"Anata ga joou-sama" "Sou sa oboete ooki"
"Utsukushii utagoe" "Atarimae janai?"
 

Ookesutora saa hajimemashou
Watashi no myuujikku
 

Piano! Wuddo beesu! Doramusu! Burasu sekushon
 

Minna iu-koto o-kiki watashi no tame ni kanadenasai
Subete watashi no mono yo watashi wa joou-sama dakara sa!
 

Chotto matte kore wa minna de kanaderu myuujikku
Henteko demo matomaranakute mo
Ooawaste na toki demo happii o kanjiteru no sa
 

Juunintoiro dakedo omonareba haamonii ni naru
Riyuu wa tanjun sa datte WE LOVE MUSIC!!
 

Finale


Vocal : Hatsune Miku, Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO

O-hanashi o shiyou mukashi-banashi yori
Motto motto suteki na otogi-banashi
 

Sore wa arifureta mahou no firosofii
Minna no haato ni kakureta Myuujikkurando

 

Curtain Call

Vocal : Hatsune Miku, Kagamine Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, KAITO, MEIKO

Alice in Musicland
How do you get to Musicland?
Over the hill or underland?
Or just behind the tree?
 

When clouds go rolling by
They roll away and leave the sky
Where is the land beyond the eye
that people cannot see?
 

Where do stars go?
Where is the silver crescent moon?
 

They must be somewhere
in the sunny afternoon
 

Alice in Musicland
Where is the path to Musicland?
Over the hill or here or there?
I really wonder where
 

Now we know the answer
When we're enjoying music
Always we're in Musicland!

Just Info : Ikebana

Yo, Minna-san! :D Gomen ne, Kitsune baru bisa muncul hari ini T,T Semenjak masa vakum buat persiapan jambore nasionalisme dulu sebenarnya sudah niat kalau mau lanjut lagi, tapi ternyata malah keterusan sampai sekarang xD Well, kalau begitu langsung saja ke topik kita hari ini : Ikebana! :)



     Minna-san sudah tahu ikebana, kan? Pastinya sudah, dong. Ikebana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.

     Asal-usul Ikebana (いけばな) adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di abad ke-6. Ada penelitian yang mengatakan Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat "keanehan" yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

     Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya di musim dingin.
 
     Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
  
     Dalam ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.

     Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia. 

 


      Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji, Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar () di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru ikebana yang dimulainya disebut aliran Ikenobō.

      Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu. Di pertengahan zaman Edo pula hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.

      Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.

      Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement. Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.



 Bagaimana? Apakah Minna-san tertarik dengan seni ini? :) Seni itu memang indah, dan dunia akan hampa jika tak ada seni :D *sok puitis* *dijitak* Sampai jumpa di postingan berikutnya! :D

Senin, 21 Oktober 2013

Just Info : Makanan yang Sering Muncul di Anime/Manga bagian 1

Konnichiwa, Minna-san! (^o^)/ Hari ini entah kenapa Kitsune sering ngrasa lapar, ya? O.o Ngomong-ngomong soal makanan, topik kali ini adalah makanan yang sering muncul di anime/manga. Adakah diantara makanan itu yang Minna-san suka? :) Well, langsung dibahas saja, yuk! ^_^



1. Ramen 


  














     Hayoo, yang suka Naruto pasti sudah familiar dengan makanan ini. Yap! Ramen adalah salah satu makanan favorit Naruto. Naruto biasanya menikmati ramen di kedai yang bernama Ichiraku Ramen bersama Iruka Sensei.
 
     Ramen (拉麺;ラーメン) sendiri adalah masakan mi kuah Jepang yang berasal dari Cina. Orang Jepang juga menyebut ramen sebagai chuka soba (中華そば soba dari Cina) atau shina soba (支那そば) karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi.

     Rebusan mi hasil buatan tangan atau buatan mesin diceburkan ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu (umumnya dengan dasar kaldu babi). Di atas ramen umumnya ditambahkan penyedap berupa beraneka ragam lauk seperti: chasiu, menma, telur rebus, sayuran hijau (seperti bayam), irisan daun bawang, nori, atau narutomaki sebagai hiasan. Telur rebus untuk ramen biasanya berwarna coklat karena direbus di dalam kuah bekas rebusan chasiu. Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum untuk ramen adalah irisan daun bawang. Sebelum ditambahkan ke dalam ramen, sebagian penjual ramen lebih dulu menggoreng irisan daun bawang di dalam minyak goreng.

     Mi yang biasanya berwarna kuning dibuat dari terigu dengan kadar gluten tinggi ditambah air dan bahan kimia tambahan seperti potasium karbonat, natrium karbonat dan kadang-kadang asam fosfat. Bahan-bahan kimia yang bersifat alkali mengubah sifat alami gluten dalam tepung terigu dan membuat mi menjadi kenyal sekaligus mengaktifkan senyawa flavonoid yang terkandung dalam tepung terigu sehingga mi berwarna kuning. Perbandingan air dan tepung terigu adalah kira-kira 1 : 35%, semakin banyak air maka semakin lunak pula mi yang dihasilkan. 

     Menurut catatan sejarah Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Masakan mi kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.

     Ramen diperkirakan mulai dinikmati rakyat banyak pada zaman dahulu. Pada waktu itu, ramen sudah masuk ke dalam menu berbagau rumah makan di kawasan permukiman keturunan Tionghoa di Kobe dan Yokohama. Setelah itu, pada zaman Taisho, penjual mi di Hokkaido sudah menjual ramen seperti ramen yang dikenal orang sekarang ini.

2. Dorayaki

















     Minna-san pasti kenal Doraemon, 'kan? Kitsune yakin Minna-san sudah akrab dengan robot kucing dari abad 22 ini. Kalau sudah kenal dekat dengan Doraemon, pastinya tahu makanan kesukaan Doraemon yang berbentuk bulat itu dong. Makanan itu bernama dorayaki.

     Dorayaki (どらやき。銅鑼焼き、ドラ焼き) adalah salah satu kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan kue tradisional Jepang (wagashi). Kue ini berbentuk bundar sedikit tembam, dibuat dari dua lembar panekuk yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur lembut dan mirip castella karena adonan diberi madu. Dorayaki hampir serupa dengan imagawayaki, namun berbeda bentuk dan cara memanggang.

     Pada mulanya, Dorayaki hanya terdiri dari satu lembar kue bundar dengan pinggiran yang dilipat sedikit hingga berbentuk segi empat. Di bagian tengah kue diberi selai kacang azuki. Pada tahun 1914, perusahaan kue Usagiya memperkenalkan dorayaki yang dibuat dari adonan castella dan terdiri dari dua lembar panekuk. Dorayaki yang terdiri dari dua lembar panekuk dan berbentuk bundar kemudian menjadi populer di seluruh Jepang. Di daerah Kansai (Osaka atau Nara), kue ini juga dikenal dengan nama mikasa(三笠).
 
     Kue ini diberi nama dorayaki karena bentuknya yang mirip gong (bahasa Jepang: dora). Menurut cerita lain, samurai bernama Saito Musashibo Benkei adalah pencipta kue ini. Benkei menderita luka-luka dan harus dirawat di rumah penduduk. Setelah sembuh, Benkei memanggang adonan dari campuran air dan tepung terigu di atas gong. Hasilnya berupa kue bundar berisi selai kacang merah yang diberikan kepada orang yang merawatnya sebagai ucapan terima kasih.

3. Kari

 















     Minna-san pernah menonton Black Butler Season 1 episode 14? Di episode itu menceritakan tentang perlombaan membuat kari yang diselenggarakan oleh Yang Mulia Ratu. Salah satu peserta lomba yang bernama Agni yang merupakan pelayan Pangeran Soma merupakan pembuat kari terbaik di istana dengan menggunakan 'tangan kanan dewa'-nya. Sebastian yang juga menjadi peserta tidak mau kalah, dan akhirnya... bisa dilihat sendiri xD *dijitak*

     Kari adalah nama untuk berbagai jenis makanan yang dimasak dengan rempah-rempah hingga mempunyai rasa tajam dan pedas. Kari adalah masakan asal Asia Selatan, terutama dari India yang telah meluas ke seluruh negara di kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Dalam bahasa-bahasa Dravida, kari berarti sayuran dalam saus atau saus. Kata kerja karughi dalam bahasa Tamil berarti menggoreng dengan minyak banyak (atau membakar). Dalam bahasa Kannada, kari juga menggoreng atau hidangan gorengan. Dalam sebagian bahasa-bahasa India Selatan, kari secara harfiah berarti lauk (berbagai macam masakan sayuran dan daging) yang dimakan bersama nasi atau roti. Di negara-negara Barat, curry telah menjadi kosa kata bahasa Inggris untuk semua jenis masakan khas Asia Selatan dan Asia Tenggara yang dimasak dengan berbagai rempah-rempah.

     Di Jepang, kari disebut kare (カレー karē) dan telah menjadi hidangan yang sangat populer di Jepang. Ciri khas kari Jepang adalah kuahnya yang kental karena ditambahkan tepung dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan kari India. Beberapa contoh kari dalam masakan Jepang yaitu :
  • Kare-raisu (curry rice), kari daging dan sayur-sayuran (kentang, bawang bombay, dan wortel) yang dikuahkan ke nasi
  • Kare udon (udon kuah kari)
  • Kare pan (roti goreng berisi kari daging cincang)
  • Katsu kare (goreng daging babi bersalut tepung panir dengan kuah kari)
     Kari dikenal orang Jepang pada zaman Meiji setelah Jepang mengakhiri politik isolasi. Kari awalnya adalah makanan Barat yang disajikan untuk pelaut di atas kapal. Kari menjadi populer di Jepang setelah dijadikan ransum di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Terigu ditambahkan sebagai pengental kuah kari, agar kuah tidak mudah tumpah sewaktu dimakan di atas kapal yang sering dihantam gelombang. 

     Sayuran untuk kari Jepang adalah bawang bombay, wortel, kentang, dan kadang-kadang seledri. Rasa rempah-rempah dalam kari kadang-kadang dilunakkan dengan penambahan apel atau madu. Daging yang biasa digunakan adalah daging babi, daging sapi, atau daging ayam. Di bagian utara dan timur Jepang, daging untuk kari biasanya adalah daging babi.

4. Takoyaki

 
















     Minna-san pasti kenal dengan makanan dengan nama takoyaki, 'kan? Kitsune sendiri, sih, banyak menemui makanan ini di beberapa anime dan manga. Di Kaichou wa Maid-sama! juga ada, tepatnya saat Bunkasai. Di salah satu stan Seika Koukou terdapat siswa yang menjual takoyaki.

     Takoyaki (たこ焼き) nama makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan gurita di dalamnya. Di zaman Taisho sudah dijumpai kios pasar kaget yang menjual Choboyaki berupa goreng tepung terigu dengan isi konnyaku yang merupakan cikal bakal takoyaki. Choboyaki berkembang menjadi Rajioyaki yang berisi urat sapi dan bagian daging murah yang lain. Penganan disebut "rajioyaki" karena bentuknya yang bulat-bulat seperti tombol radio transistor pada waktu itu. 

     Pada tahun 1933, kios takoyaki bernama Aizuya menjual Nikuyaki yang merupakan variasi rajioyaki yang diisi dengan daging sapi. Pada tahun 1935, kios Aizuya yang mengambil ide dari Akashiyaki mulai mengisikan gurita dan telur ke dalam rajioyaki dan menyebutnya sebagai takoyaki. 

     Di sekitar tahun 1965-an, kios pasar kaget yang menjual takoyaki mulai bermunculan di daerah Kanto. Di pertengahan dekade 1990-an, Tokyo mengalami demam takoyaki yang dimulai oleh kios takoyaki bernama Kyōtako di daerah Shibuya. Di daerah Kyushu, perusahaan bernama Hatchandō menjual takoyaki secara keliling tapi sekarang berubah menjadi perusahaan penjual takoyaki sebagai makanan beku. 

     Sekitar tahun 2000, kios bernama Gindako yang berasal dari kawasan pasar Tsukiji, Tokyo sukses dengan sejumlah toko cabang yang dibuka di seluruh Jepang hingga bisa membuat makanan ringan dengan rasa takoyaki.

5. Onigiri

















     Sudah banyak yang tahu onigiri karena makanan ini sering sekali muncul di anime/manga. Salah satu anime yang membuat Kitsune salut akan pembuatan onigiri adalah Special A. Saat itu Hikari kalah dari Kei dan diminta untuk membuat bentou. Hikari pun membuat onigiri dengan susah payah karena ia tidak bisa memasak. Dengan kerja keras, akhirnya onigiri pun jadi. Di Hyouka juga terlihat sekilas adegan dimana Chitanda Eru membuatkan onigiri untuk Hotarou, Mayaka, dan Satoshi. 

     Onigiri (おにぎり, 御握り, nasi kepal) adalah nama Jepang untuk makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat sehingga berbentuk segitiga, bulat, atau seperti karung beras. Dikenal juga dengan nama lain omusubi, istilah yang kabarnya dulu digunakan kalangan wanita di istana kaisar untuk menyebut onigiri. Onigiri dimakan dengan tangan, tidak memakai sumpit.

     Nasi yang digunakan untuk membuat onigiri sebaiknya beras yang memiliki kadar kanji tinggi seperti beras Jepang (Oryza sativa ssp. japonica) yang berbeda dari beras yang dimakan di negara-negara Asia Tenggara adalah beras Asia (Oryza sativa var. indica). Nasi yang ditanak dari beras Japonica mudah melekat satu sama lainnya sehingga mudah dibentuk menjadi onigiri.

     Sebelum membuat onigiri, kedua belah tangan harus dibasahkan dengan air matang agar nasi tidak melekat di tangan. Onigiri dibentuk oleh kedua telapak tangan yang diberi garam dapur, sedangkan garam yang menempel di permukaan telapak tangan diratakan penyebarannya dengan gerakan seperti mencuci tangan.
Onigiri jenis paling sederhana biasanya berisi daging ikan salmon panggang atau umeboshi yang berada di tengah-tengah nasi. Selain itu, onigiri ada yang dipanggang setelah sebelumnya dilumuri kecap asin atau miso. 

     Di Jepang, onigiri merupakan bekal makan siang sewaktu piknik atau dimakan di perjalanan. Nasi pada bentō sering berupa onigiri. Walaupun banyak sekali orang Jepang yang membeli onigiri produksi pabrik yang dijual di toko swalayan yang buka 24 jam, onigiri merupakan makanan yang dibuat sendiri di rumah yang cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun.

     Pada buku harian Murasaki Shikibu Nikki dari Murasaki Shikibu pada abad ke-11 ditulis tentang orang memakan bola-bola nasi. Pada waktu itu, onigiri disebut tonjiki dan sering dimakan pada piknik makan siang.

     Pada tahun 1987 ditemukan gumpalan butiran nasi yang terkarbonisasi peninggalan zaman Yayoi dari penggalian arkeologi yang dilakukan di Prefektur Ishikawa. Dari nasi berbentuk onigiri yang sudah terkarbonisasi tersebut ditemukan sisa bekas ditekan-tekan jari tangan manusia. Selain itu, nasi yang dibentuk mirip onigiri juga ditemukan di situs penggalian Prefektur Kanagawa.

     Di Jepang terdapat berbagai macam onigiri dengan isi yang bervariasi tergantung selera orang yang membuatnya. Nori sering digunakan untuk membungkus agar lebih mudah dimakan tanpa ada nasi yang menempel di tangan, walaupun berbagai jenis onigiri tanpa nori juga sering dijumpai.



Sebenarnya masih ada banyak yang mau Kitsune posting, tapi karena takut kepanjangan jadinya dibagi-bagi, deh xD *ditimpuk sandal* Kalau begitu sampai jumpa di bagian selanjutnya! ^_^